BUDI
DAYA JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS)
Cara budi daya jamur yang lazim
dijumpai adalah dengan menumbuhkan jamur di media
serbuk kayu dalam wadah kantong plastik, yang sering disebut dengan nama
Baglog. Baglog atau media tumbuh jamur ini
ditempatkan di atas rak yang disusun secara berjajar atau susun bertumpuk di
dalam bangunan yang terbuat dari bambu yang sering disebut dengan Kumbung.
Kumbung ini bisa merupakan bangunan semi permanen dengan dinding dari anyaman
bambu dimana lubang-lubang pada dinding bambu tersebut berfungsi untuk
memberikan sirkulasi
udara dan kelembaban yang memadai. Bangunan ini paling ekonomis dan umum digunakan
untuk budidaya jamur tiram karena dapat menjaga kelembaban optimal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
jamur tiram.
Dinding
kumbung juga bisa dibuat dari bahan paranet plastik yang sering digunakan dalam
green house tanaman anggrek, paranet ini juga baik digunakan karena cukup dapat
memberikan sirkulasi udara yang diperlukan dalam pertumbuhan jamur
Secara garis besar gambaran kumbung dapat dilihat dari bambar dibawah ini.
Bangunan dari kayu/bambu.
Bangunan ini menggunakan material dari
kayu bambu, baik rangka/tiang dan dindingnya, sedangkan atapnya terbuat dari
asbes atau dari rangkaian daun rumbia.
Bangunan dari rangka baja ringan.
Konsep
yang baru sekarang ini ada yang memakai material dari baja ringan, pemakaian
material baja ringan ini didasari karena melihat dari segi kepraktisan dan
ketahanan bangunan. Penggunaan baja ringan ini dipakai pada tiang/rangka
bangunan dan rak untuk penempatan baglognya, sedangkan dinding bisa menggunakan
bilik bambu atau plastik paranet, dan atap bangunan menggunakan asbes atau rangkaia
daun rumbia.
Untuk penempatan baglog, rak dapat
dibuat bersusun 3 atau 4, yang masing-masing ketinggian rak jaraknya 50 Cm, dan
penempatan baglognya disusun secara vertikal (berdiri). Cara ini lazim
digunakan untuk budi daya jamur karena dengan posisi tegak diperoleh pertumbuhan yang lebih baik. Selain susunan dengan cara berdiri berjajar,
susunan baglog bisa juga dengan cara menyusun baglog secara bertumpuk (posisi
baglog tidur), baglog ditumpuk 3 – 4 tumpukan, dengan cara ini dapat diperoleh
lebih banyak baglog didalam rak
Di dalam gambar dapat dilihat cara
penempatan baglog secara vertikal dan horizontal. Untuk budi daya jamur dengan posisi
rebah/ tidur penempatan baglog dapat ditumpuk dengan 3 – 4 tumpukan dengan
posisi bertolak belakang. Manfaat dengan cara ini adalah baglog dapat lebih
banyak ditempatkan dalam kumbung, perawatan baglog lebih mudah dibersihkan dan air tidak tergenang dalam baglog sehingga
baglog tidak cepat
membusuk.
PROSES PRODUKSI BAGLOG PADA BUDI DAYA JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SPP) :
- Membuat substrat/media : serbuk gergajian kayu, dedak (bekatul) 15%, kapur (CaCO3) 2% dan gips (CaSO4) 2%
- Substrat/media ini dicampur dengan air bersih dan diaduk merata dengan kadar air substrat 65%, pH 7.
- Bahan-bahan ini kemudian difermentasi
- Distribusikan media ini ke dalam baglog/ plastik polipropilen yang dipadatkan serta diikat rapat dengan tali plastik/rafia
- Sterilisasi/pasteurisasi atau penyuci hamaan substrat/media ke dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120 derajat C selama 8 jam. Tujuannya adalah untuk mematikan unsur mikroba yang hidup dalam media/ substat supaya jamur yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan tidak terganggu pertumbuhannya.
- Proses pendinginan
- Inokulasi, yakni menanamkan benih jamur tiram ke dalam substrat/media di ruang yang steril. Cara inokulasi bibit dapat ditebar di permukaan baglog lalu ditutup dengan menggunakan kapas/ kertas dan diikat dengan karet gelang.
- Inkubasi baglog di dalam ruang dengan suhu 28-30’ selama 30-40 hari sampai miselium menutupi seluruh permukaaan baglog
- Apebila miselium sudah memenuhi selouruh permukaan, baglog dapat dibuka dengan membuka cincin dan kapas/kertas supaya jamur dapat segera tumbuh.
- Pada masa pertumbuhan jamur tiram, baglog ditempatkan di rak di dalam rumah jamur (kumbung), dengan cara disusun bertumpuk secara rebah atau tegak berdiri. Pengembunan/penyiraman dengan air bersih perlu dilakukan untuk mendapat kelembaban agar supaya jamur bisa tumbuh.
PERTUMBUHAN
DAN PERAWATAN JAMUR TIRAM
Pertumbuhan dan produksi jamur sangat
dipengaruhi kondisi lingkungan, sehingga perawatan dalam semua tahapan budidaya
sangat menentukan keberhasilan. Perawatan dilakukan dengan cara
membersihkan permukaan baglog dengan cara menyapu dengan kuas atau sapu kecil,
tujuannya agar hama
tidak mengganggu pertumbuhan buah jamur.
Untuk memacu produksi jamur, perawatan harus dilakukan sejak awal dengan
baik, seperti kebersihan dan pengaturan
kelembaban di dalam kumbung.
Satu siklus hidup jamur tiram putih
bisa dicapai selama 2—3 bulan. Dalam
satu periode panen (90 hari), umumnya petani sudah bisa kembali modal. Sedangkan kumbung bisa bertahan hingga lima tahun dengan perbaikan ringan di bagian
rak baglog dan dinding yang terbuat dari bambu.
Untuk tips usaha jamur sebagai pemula
sebaiknya menyediakan sekitar 3.000 baglog dulu, dan hanya berkonsentrasi pada
pembesaran (grower) saja. Setelah mengetahui seluk-beluk budidaya jamur, petani
dapat mulai belajar membuat baglog sendiri, bibit bisa dibeli pada sumber yang
telah dipercaya kualitasnya.
Modal untuk membangun kumbung ukuran 5 m x 6 m sekitar Rp.6juta.
Biaya pengadaan baglog dalam 1 kumbung bisa diisi 3.000 baglog, minimal senilai Rp.6 juta. Sehingga setidaknya perlu modal awal Rp.12 juta.
Modal bisa disiasati, misalnya dengan menyewa kumbung, atau memanfaatkan bekas
kandang ayam/kandang sapi yang tidak terpakai lagi.
Kalau
dikelola dengan baik, modal untuk pembelian baglog dalam satu tahun sudah
kembali modal. Sedangkan balik modal untuk biaya investasi (kumbung), sekitar
2—3 tahun.
Untuk rutinitas dan peningkatan hasil panen, sebaiknya pengisian baglog dilakukan secara bertahap, untuk pengisian pertama bisa 3.000 baglog dulu, dan selanjutnya dapat ditambah lagi 3.000 baglog pada bulan berikutnya hingga terpenuhi 3.000 baglog dalam 3 minggu
Sebagai gambaran, jika jumlah baglog
yang diisi ke kumbung 3.000 log dan hasil petik jamur 1 ons/ log maka jumlah
panen = 1.500 kg (untuk masa panen 3 bulan).
Persiapan yang dilakukan dalam budi daya jamur
meliputi :
- Bentuk dan ukuran bangunan kumbung disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas baglog dalam kumbung. Untuk kebutuhan sekitar 3.000 baglog diperlukan bangunan dengan ukuran 6 m x 8 m. Bahan bangunan yang diperlukan berupa kayu kaso, bambu dan asbes atau daun rumbia/ kirai sebagi atapnya.
- Pemeliharaan dalam proses pertumbuhan jamur harus memperhatikan faktor kelembaban dan lingkungan. Selama masa inkubasi pertumbuhan miselium temperatur diatur antara 28’-30’C. Sedangkan untuk pertumbuhan buah jamur sampai pametikan jamur, temperatur diatur antara 25’-28’C. Selama proses pertumbuhan jamur, kelembaban udara diatur sekitar 90% karena kalau kurang maka pertumbuhan buah jamur kurang baik, substrat tanam akan mengering dan buah jamur kurang maksimal. Agar supaya kelembababan tetap terjaga maka lantai ruang pertumbuhan sebaiknya disiram dengan air pada saat pagi dan sore hari. Di dalam proses pemeliharaan ini yang sangat diperlukan adalah air yang akan digunakan untuk menjaga kelembaban, selain dari pada itu diperlukan juga alat-alat seperti selang air, sprayer dan pompa air, sedangkan gunting, pisau keranjang dan sapu dipergunakan untuk membersihkan baglog dalam masa pemanenan
Beberapa masalah yang sering timbul yang dihadapi para pembudi
daya jamur :
- Serbuk kayu yang digunakan sebagai substrat media kurang baik/tercemar minyak/bahan kimia
- Proses pengadukan kurang merata (homogen)
- Kadar air terlalu tinggi : Pastikan kadar air 60% dengan genggaman
- Sterilisasi kurang sempurna : pastikan sterilisasi selama 8-10 jam
- Kurangnya mendapat kelembaban, hal ini dikarenakan cuaca/udara yang panas
- Kurangnya sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam ruang pertumbuhan
- Curah hujan yang tinggi mengakibatkan kelembaban yang terlampau tinggi sehingga jamur cenderung basah dan cepat busuk.
Buah jamur diserang hama ulat
- Hama ulat berasal dari lingkungan yang kurang bersih yang dibawa oleh serangga atau lalat, usahakan menjaga kebersihan dalam kumbung dengan sering membersihkan ruang pertumbuhan dan baglog dengan menggunakan kuas/sapu kecil agar terhindar dari hama.
- Baglog sudah terjangkiti hama karena proses sterilisasi kurang sempurna, sehingga ulat/ hama belum mati : usahakan sterilisasi selama 8 – 10 jam
Kegagalan yang dialami dalam budi daya jamur ini juga
dipengaruhi oleh kualitas bibit/benih jamur yang digunakan. Usahakan memperoleh
bibit F2 yang terbaik (media biji jagung) pada sumber yang sudah dipercaya
kualitasnya
PEMASARAN JAMUR TIRAM :
Jamur Tiram atau Pleurotus Ostreatus sering dijumpai di pasar tradisional maupun supermarket yang penjualannya seringkali dipasarkan dalam bentuk segar dan selalu cepat habis terjual dalam waktu singkat, hal ini dikarenakan jamur tiram banyak diminati dan sudah mulai populer di masyarakat yang mengolahnya menjadi beberapa jenis masakan yang selain lezat rasanya juga manfaat gizinya bagi kesehatan. Jamur tiram juga sebagai alternatip makanan pengganti daging yang sangat baik bagi penderita gangguan kolesterol dan para vegetarian. Pemasaran jamur tiram umumnya dijual dalam kemasan kantung plastik dalam kemasan 0,25 kg sampai dengan jumlah penjualan kiloan yang konsumennya mulai dari rumah tangga sampai dengan rumah makan (warteg dan restoran) dan hotel.
MASA PANEN JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS)
Pemanenan jamur dilakukan dengan cara memetik
(tidak dengan mencabut) seluruh buah jamurnya dan tidak disisakan, bekas pemetikan yang tersisa di permukaan baglog
dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan kuas atau sapu lunak. Apabila
buah jamur disisakan maka baglog atau media tanam akan cepat busuk dan buah
jamur akan susah lagi mau tumbuh. Ujung kantong plastik baglog diturunkan ke bawah atau dipotong agar
baglog mendapat oksigen dan jamur akan cepat tumbuh lagi. Hasil buah jamur
tergantung pada kandungan nutrisi substrat tanam, bibit jamur, kelembaban serta
kebersihan selama pemeliharaan. Pemanenan buah jamur dapat dilakukan
antara 4 – 6 kali dan jumlah hasil panen jamur permusim dapat dicapai 400 - 600
gram, sedangkan berat substrat tanam adalah 1,5 kg. Dengan nilai REB (Rasio Efisinensi Biologi adalah
60. dimana semakin tinggi nilai REB, maka semakin baik pula budi daya jamur
tersebut.
PEMASARAN JAMUR TIRAM :
Jamur Tiram atau Pleurotus Ostreatus sering dijumpai di pasar tradisional maupun supermarket yang penjualannya seringkali dipasarkan dalam bentuk segar dan selalu cepat habis terjual dalam waktu singkat, hal ini dikarenakan jamur tiram banyak diminati dan sudah mulai populer di masyarakat yang mengolahnya menjadi beberapa jenis masakan yang selain lezat rasanya juga manfaat gizinya bagi kesehatan. Jamur tiram juga sebagai alternatip makanan pengganti daging yang sangat baik bagi penderita gangguan kolesterol dan para vegetarian. Pemasaran jamur tiram umumnya dijual dalam kemasan kantung plastik dalam kemasan 0,25 kg sampai dengan jumlah penjualan kiloan yang konsumennya mulai dari rumah tangga sampai dengan rumah makan (warteg dan restoran) dan hotel.
Untuk tips pemasaran, sebaiknya dilakukan
penjualan ke tingkat user/konsumen rumah tangga di sekitar lokasi dahulu,
jangan langsung ke pengecer di pasar kalau jumlah panen masih sedikit (dibawah
10 kg).
Penjualan sebaiknya dilakukan ke rumah makan/
warteg dahulu, perkenalkan jamur dengan memberi sample 2 ons ke setiap calon
pembeli (rumah makan/warteg). Biasanya warung makan/warteg menyediakan menu
masakan jamur dengan pembelian 1 – 2 kg/hari, tawarkan dengan harga 10.000 –
12.000/kg. Untuk penjualan ke tingkat rumah tangga sebaiknya dilakukan
pengemasan yang menarik dengan kemasan plastik isi 0.25 kg/ kantong dengan
harga Rp.3.000 – Rp.4.000/ kantong. Jika ingin dijual dalam bentuk
masakan akan diperoleh keuntungan penjualan yang lebih tinggi, hasil jamur
dapat diolah menjadi beberapa masakan seperti pepes, bakwan atau keripik jamur.
Harga jamur usahakan stabil pada tingkat harga
10.000/kg dan penjualan langsung pada tingkat pengguna, sehingga karyawan
dituntut lebih aktif dalam melakukan aktivitas pemasaran. Lakukan survey dan
perkenalkan jamur pada setiap rumah makan di sekitar lokasi, setiap outlet
dilakukan pendataan sehingga dapat diketahui berapa pasokan/permintaan jamur
setiap harinya.
Dengan melakukan
cara-cara tersebut harga jamur diharapkan dapat stabil dan keuntungan penjualan
menjadi lebih baik.
PELUANG USAHA BUDI DAYA
JAMUR
Sering kali kita sulit
menentukan pilihan dalam menekuni usaha apa yang akan kita jalani, hal ini
terpikirkan apabila kita sudah tidak lagi bekerja atau sulit mendapatkan
pekerjaan. Budi daya jamur dapat menjadi alternatif pilihan dalam menentukan
pilihan usaha, karena di dalam usaha budi daya jamur penanganannya sangat
mudah, tidak memerlukan lahan yang terlalu luas, modal yang yang dikeluarkan
juga relatip tidak besar dan permintaan jamur di pasar saat ini masih belum
terpenuhi sehingga pangsa pasarnya masih terbuka lebar.
Bahan baku yang dipergunakan
sangat mudah didapatkan dalam bentuk limbah, seperti serbuk dari hasil
penggergajian kayu dan dedak/bekatul. Waktu dan proses yang dicapai dari saat
pengolahan bahan baku, penanaman bibit sampai dengan pemanenan sangat singkat,
biaya yang diperlukan untuk usaha budi daya ini juga relatip tidak banyak dan
hasil perputaran modal cukup cepat.