Senin, 24 November 2008

PRODUKSI BAGLOG - PERTUMBUHAN DAN PERAWATAN JAMUR TIRAM


BUDI DAYA JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS)

Cara budi daya jamur yang lazim dijumpai adalah dengan menumbuhkan jamur di media serbuk kayu dalam wadah kantong plastik, yang sering disebut dengan nama Baglog. Baglog  atau media tumbuh jamur ini ditempatkan di atas rak yang disusun secara berjajar atau susun bertumpuk di dalam bangunan yang terbuat dari bambu yang sering disebut dengan  Kumbung.
Kumbung ini bisa merupakan bangunan semi permanen dengan dinding dari anyaman bambu dimana lubang-lubang pada dinding bambu tersebut berfungsi untuk memberikan sirkulasi udara dan kelembaban yang memadai. Bangunan ini paling ekonomis dan umum digunakan untuk budidaya jamur tiram karena dapat menjaga kelembaban optimal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur tiram.
Dinding kumbung juga bisa dibuat dari bahan paranet plastik yang sering digunakan dalam green house tanaman anggrek, paranet ini juga baik digunakan karena cukup dapat memberikan sirkulasi udara yang diperlukan dalam pertumbuhan jamur

Secara garis besar gambaran kumbung dapat dilihat dari bambar dibawah ini.














Bangunan dari kayu/bambu.
Bangunan ini menggunakan material dari kayu bambu, baik rangka/tiang dan dindingnya, sedangkan atapnya terbuat dari asbes atau dari rangkaian daun rumbia.

Bangunan dari rangka baja ringan.
Konsep yang baru sekarang ini ada yang memakai material dari baja ringan, pemakaian material baja ringan ini didasari karena melihat dari segi kepraktisan dan ketahanan bangunan. Penggunaan baja ringan ini dipakai pada tiang/rangka bangunan dan rak untuk penempatan baglognya, sedangkan dinding bisa menggunakan bilik bambu atau plastik paranet, dan atap bangunan menggunakan asbes atau rangkaia daun rumbia.
 Untuk penempatan baglog, rak dapat dibuat bersusun 3 atau 4, yang masing-masing ketinggian rak jaraknya 50 Cm, dan penempatan baglognya disusun secara vertikal (berdiri). Cara ini lazim digunakan untuk budi daya jamur karena dengan posisi tegak diperoleh pertumbuhan yang lebih baik. Selain susunan dengan cara berdiri berjajar, susunan baglog bisa juga dengan cara menyusun baglog secara bertumpuk (posisi baglog tidur), baglog ditumpuk 3 – 4 tumpukan, dengan cara ini dapat diperoleh lebih banyak baglog didalam rak








Di dalam gambar dapat dilihat cara penempatan baglog secara vertikal dan horizontal. Untuk budi daya jamur dengan posisi rebah/ tidur penempatan baglog dapat ditumpuk dengan 3 – 4 tumpukan dengan posisi bertolak belakang. Manfaat dengan cara ini adalah baglog dapat lebih banyak ditempatkan dalam kumbung, perawatan baglog lebih mudah dibersihkan dan air tidak tergenang dalam baglog sehingga baglog tidak cepat membusuk.         

        

PRODUKSI BAGLOG
 








PROSES PRODUKSI BAGLOG PADA BUDI DAYA JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SPP) :
  1. Membuat substrat/media : serbuk gergajian kayu, dedak (bekatul) 15%, kapur (CaCO3) 2% dan gips (CaSO4) 2% 
  2. Substrat/media ini dicampur dengan air bersih dan diaduk merata dengan kadar air substrat 65%, pH 7.
  3. Bahan-bahan ini kemudian difermentasi
  4. Distribusikan media ini ke dalam baglog/ plastik polipropilen yang dipadatkan serta diikat rapat dengan tali plastik/rafia
  5. Sterilisasi/pasteurisasi atau penyuci hamaan substrat/media ke dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120 derajat C selama 8 jam. Tujuannya adalah untuk mematikan unsur mikroba yang hidup dalam media/ substat supaya jamur yang ditanam dapat tumbuh dengan baik dan tidak terganggu pertumbuhannya.
  6. Proses pendinginan
  7. Inokulasi, yakni menanamkan benih jamur tiram ke dalam substrat/media di ruang yang steril. Cara inokulasi bibit dapat ditebar di permukaan baglog lalu ditutup dengan menggunakan kapas/ kertas dan diikat dengan karet gelang.
  8. Inkubasi baglog di dalam ruang dengan suhu 28-30’ selama 30-40 hari sampai miselium menutupi seluruh permukaaan baglog
  9. Apebila miselium sudah memenuhi selouruh permukaan, baglog dapat dibuka dengan membuka cincin dan kapas/kertas supaya jamur dapat segera tumbuh.
  10. Pada masa pertumbuhan jamur tiram, baglog ditempatkan di rak di dalam rumah jamur (kumbung), dengan cara disusun bertumpuk secara rebah atau tegak berdiri. Pengembunan/penyiraman dengan air bersih perlu dilakukan untuk mendapat kelembaban agar supaya jamur bisa tumbuh. 


PERTUMBUHAN DAN PERAWATAN JAMUR TIRAM

Pertumbuhan dan produksi jamur sangat dipengaruhi kondisi lingkungan, sehingga perawatan dalam semua tahapan budidaya sangat menentukan keberhasilan.  Perawatan dilakukan dengan cara membersihkan permukaan baglog dengan cara menyapu dengan kuas atau sapu kecil, tujuannya agar hama tidak mengganggu pertumbuhan buah jamur. 

Untuk memacu produksi jamur, perawatan harus dilakukan sejak awal dengan baik, seperti kebersihan dan pengaturan kelembaban di dalam kumbung.
Satu siklus hidup jamur tiram putih bisa dicapai selama 2—3 bulan. Dalam satu periode panen (90 hari), umumnya petani sudah bisa kembali modal. Sedangkan kumbung bisa bertahan hingga lima tahun dengan perbaikan ringan di bagian rak baglog dan dinding yang terbuat dari bambu.
Untuk tips usaha jamur sebagai pemula sebaiknya menyediakan sekitar 3.000 baglog dulu, dan hanya berkonsentrasi pada pembesaran (grower) saja. Setelah mengetahui seluk-beluk budidaya jamur, petani dapat mulai belajar membuat baglog sendiri, bibit bisa dibeli pada sumber yang telah dipercaya kualitasnya.
Modal untuk membangun kumbung ukuran 5 m x 6 m sekitar Rp.6juta. Biaya pengadaan baglog dalam 1 kumbung bisa diisi 3.000 baglog, minimal senilai Rp.6 juta. Sehingga setidaknya perlu modal awal Rp.12 juta. Modal bisa disiasati, misalnya dengan menyewa kumbung, atau memanfaatkan bekas kandang ayam/kandang sapi yang tidak terpakai lagi.
Kalau dikelola dengan baik, modal untuk pembelian baglog dalam satu tahun sudah kembali modal. Sedangkan balik modal untuk biaya investasi (kumbung), sekitar 2—3 tahun.
















Untuk rutinitas dan peningkatan hasil panen, sebaiknya pengisian baglog dilakukan secara bertahap, untuk pengisian pertama bisa 3.000 baglog dulu, dan selanjutnya dapat ditambah lagi 3.000 baglog pada bulan berikutnya hingga terpenuhi 3.000 baglog dalam 3 minggu
Sebagai gambaran, jika jumlah baglog yang diisi ke kumbung 3.000 log dan hasil petik jamur 1 ons/ log maka jumlah panen = 1.500 kg (untuk masa panen 3 bulan).

Untuk memaksimalkan hasil, perawatan-kebersihan dan kelembaban harus tetap terjaga, untuk itu sangat diperlukan tenaga kerja yang tekun, disiplin tinggi dan kejujuran.

Bagi yang ingin menekuni usaha jamur tiram, kami sarankan untuk memulai dengan budi daya menumbuhkan jamur dahulu yang berorientasi pada pembesaran/ pertumbuhan jamur yakni dengan cara membeli baglog sebelum memulai berproduksi baglog sendiri, sebab dalam budi daya (growing) nanti nya akan memperoleh banyak ilmu dalam menangani seluk beluk pertumbuhan jamur, mulai dari kebersihan baglog/ kumbung sampai pada penanganan hama penyakit dll.




Persiapan yang dilakukan dalam budi daya jamur meliputi :
  1. Bentuk dan ukuran bangunan kumbung disesuaikan dengan kebutuhan dan kapasitas baglog dalam kumbung. Untuk kebutuhan sekitar 3.000 baglog diperlukan bangunan dengan ukuran 6 m x 8 m. Bahan bangunan yang diperlukan berupa kayu kaso, bambu dan asbes atau daun rumbia/ kirai sebagi atapnya. 
  2. Pemeliharaan dalam proses pertumbuhan jamur harus memperhatikan faktor kelembaban dan lingkungan. Selama masa inkubasi pertumbuhan miselium temperatur diatur antara 28’-30’C.  Sedangkan untuk pertumbuhan buah jamur sampai pametikan jamur, temperatur diatur antara 25’-28’C. Selama proses pertumbuhan jamur, kelembaban udara diatur sekitar 90% karena kalau kurang maka pertumbuhan buah jamur kurang baik, substrat tanam akan mengering dan buah jamur kurang maksimal. Agar supaya kelembababan tetap terjaga maka lantai ruang pertumbuhan sebaiknya disiram dengan air pada saat pagi dan sore hari. Di dalam proses pemeliharaan ini yang sangat diperlukan adalah air yang akan digunakan untuk menjaga kelembaban, selain dari pada itu diperlukan juga alat-alat seperti selang air, sprayer dan pompa air, sedangkan gunting, pisau keranjang dan sapu dipergunakan untuk membersihkan baglog dalam masa pemanenan

Dalam masa inkubasi maupun pertumbuhan sering kali dijumpai adanya kehadiran jamur asing/ liar yang tidak dikehendaki yang mengakibatkan tergangunya pertumbuhan miselium di dalam substrat media tanam, hal ini ditandai dengan tumbuhnya miselium jamur berwarna hijau, hitam atau kuning yang biasanya disebut oncom. Untuk menghindari hal ini maka baglog substrat media tanam harus  segera dipisahkan,  dikeluarkan dan segera dibuang jauh-jauh atau  dibakar. Pada pertumbuhan tubuh buah awal ditandai dengan munculnya bintik-bintik atau tonjolan yang berwarna putih yang sering disebut primordia, yang makin lama semakin membesar yang nantinya akan membentuk pinhead dan selanjutnya tumbuh buah jamur. Dalam proses pertumbuhan buah jamur, cincin bambu/pralon dan kapas/kertasnya dapat segara dibuka agar media mendapat oksigen sehingga selang 3 -7 hari buah jamur dapat segera muncul.  Buah jamur dapat dipetik 3 hari setelah munculnya pinhead, pertumbuhan buah pertama dan kedua  memerlukan waktu 7 – 10 hari.  Pada masa pertumbuhan ini perlu dijaga kebersihan baglog dengan cara penyapu dengan kuas dan menurunkan permukaan plastik baglog.  Dalam 1 periode pemanenan dapat dicapai minimal 4 - 5 kali pemetikan dalam tempo kurang dari 4 bulan dan selanjunya apabila baglog sudah tidak berproduksi lagi dan ingin diganti dengan baglog yang baru sebaiknya ruang kumbung diistirahatkan/dikosongkan selama 1 minggu dulu untuk dilakukan sterilisasi dengan membersihkan ruangan bangunan/rak dan peralatan lainnya agar supaya terbebas dari hama.

Beberapa masalah yang sering timbul yang dihadapi para pembudi daya jamur :

Mesilium mati atau pertumbuhan miselium kurang sempurna
  • Serbuk kayu yang digunakan sebagai substrat media kurang baik/tercemar minyak/bahan kimia
  • Proses pengadukan kurang merata (homogen) 
  • Kadar air terlalu tinggi : Pastikan kadar air 60% dengan genggaman 
  • Sterilisasi kurang sempurna : pastikan sterilisasi selama 8-10 jam
Pertumbuhan jamur kurang optimal
  • Kurangnya mendapat kelembaban, hal ini dikarenakan cuaca/udara yang panas 
  • Kurangnya sirkulasi udara dan pencahayaan di dalam ruang pertumbuhan 
  • Curah hujan yang tinggi mengakibatkan kelembaban yang terlampau tinggi sehingga jamur cenderung basah dan cepat busuk.
Buah jamur diserang hama ulat
  • Hama ulat berasal dari lingkungan yang kurang bersih yang dibawa oleh serangga atau lalat, usahakan menjaga kebersihan dalam kumbung dengan sering membersihkan ruang pertumbuhan dan baglog dengan menggunakan kuas/sapu kecil agar terhindar dari hama.
  • Baglog sudah terjangkiti hama karena proses sterilisasi kurang sempurna, sehingga ulat/ hama belum mati : usahakan sterilisasi selama 8 – 10 jam

Kegagalan yang dialami dalam budi daya jamur ini juga dipengaruhi oleh kualitas bibit/benih jamur yang digunakan.  Usahakan memperoleh bibit F2 yang terbaik (media biji jagung) pada sumber yang sudah dipercaya kualitasnya



MASA PANEN JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS)

Pemanenan jamur dilakukan dengan cara memetik (tidak dengan mencabut) seluruh buah jamurnya dan tidak disisakan, bekas pemetikan yang tersisa di permukaan baglog dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan kuas atau sapu lunak. Apabila buah jamur disisakan maka baglog atau media tanam akan cepat busuk dan buah jamur akan susah lagi mau tumbuh. Ujung kantong plastik baglog diturunkan ke bawah atau dipotong agar baglog mendapat oksigen dan jamur akan cepat tumbuh lagi. Hasil buah jamur tergantung pada kandungan nutrisi substrat tanam, bibit jamur, kelembaban serta kebersihan selama pemeliharaan.  Pemanenan buah jamur dapat dilakukan antara 4 – 6 kali dan jumlah hasil panen jamur permusim dapat dicapai 400 - 600 gram, sedangkan berat substrat tanam adalah 1,5 kg. Dengan nilai REB (Rasio Efisinensi Biologi adalah 60. dimana semakin tinggi nilai REB, maka semakin baik pula budi daya jamur tersebut.












PEMASARAN JAMUR TIRAM :

Jamur Tiram atau Pleurotus Ostreatus sering dijumpai di pasar tradisional maupun supermarket yang penjualannya seringkali dipasarkan dalam bentuk segar dan selalu cepat habis terjual dalam waktu singkat, hal ini dikarenakan jamur tiram banyak diminati dan sudah mulai populer di masyarakat yang mengolahnya menjadi beberapa jenis masakan yang selain lezat rasanya juga manfaat gizinya bagi kesehatan. Jamur tiram juga sebagai alternatip makanan pengganti daging yang sangat baik bagi penderita gangguan kolesterol dan para vegetarian.  Pemasaran jamur tiram umumnya dijual dalam kemasan kantung plastik dalam kemasan 0,25 kg  sampai dengan jumlah penjualan kiloan yang konsumennya mulai dari rumah tangga sampai dengan rumah makan (warteg dan restoran) dan hotel.
Untuk tips pemasaran, sebaiknya dilakukan penjualan ke tingkat user/konsumen rumah tangga di sekitar lokasi dahulu, jangan langsung ke pengecer di pasar kalau jumlah panen masih sedikit (dibawah 10 kg).
Penjualan sebaiknya dilakukan ke rumah makan/ warteg dahulu, perkenalkan jamur dengan memberi sample 2 ons ke setiap calon pembeli (rumah makan/warteg). Biasanya warung makan/warteg menyediakan menu masakan jamur dengan pembelian 1 – 2 kg/hari, tawarkan dengan harga 10.000 – 12.000/kg.  Untuk penjualan ke tingkat rumah tangga sebaiknya dilakukan pengemasan yang menarik dengan kemasan plastik isi 0.25 kg/ kantong dengan harga Rp.3.000 – Rp.4.000/ kantong.  Jika ingin dijual dalam bentuk masakan akan diperoleh keuntungan penjualan yang lebih tinggi, hasil jamur dapat diolah menjadi beberapa masakan seperti pepes, bakwan atau keripik jamur.
Harga jamur usahakan stabil pada tingkat harga 10.000/kg dan penjualan langsung pada tingkat pengguna, sehingga karyawan dituntut lebih aktif dalam melakukan aktivitas pemasaran. Lakukan survey dan perkenalkan jamur pada setiap rumah makan di sekitar lokasi, setiap outlet dilakukan pendataan sehingga dapat diketahui berapa pasokan/permintaan jamur setiap harinya.
Dengan melakukan cara-cara tersebut harga jamur diharapkan dapat stabil dan keuntungan penjualan menjadi lebih baik.











PELUANG USAHA BUDI DAYA JAMUR

Sering kali kita sulit menentukan pilihan dalam menekuni usaha apa yang akan kita jalani, hal ini terpikirkan apabila kita sudah tidak lagi bekerja atau sulit mendapatkan pekerjaan. Budi daya jamur dapat menjadi alternatif pilihan dalam menentukan pilihan usaha, karena di dalam usaha budi daya jamur penanganannya sangat mudah, tidak memerlukan lahan yang terlalu luas, modal yang yang dikeluarkan juga relatip tidak besar dan permintaan jamur di pasar saat ini masih belum terpenuhi sehingga pangsa pasarnya masih terbuka lebar.
Bahan baku yang dipergunakan sangat mudah didapatkan dalam bentuk limbah, seperti serbuk dari hasil penggergajian kayu dan dedak/bekatul. Waktu dan proses yang dicapai dari saat pengolahan bahan baku, penanaman bibit sampai dengan pemanenan sangat singkat, biaya yang diperlukan untuk usaha budi daya ini juga relatip tidak banyak dan hasil perputaran modal cukup cepat.